JAKARTA , GLOBALPLANET - Hal ini didukung oleh kenaikan volume ekspor sebesar 1,532 juta ton dari bulan
Juli menjadi 4,274 juta ton dan kenaikan harga rata-rata CPO sebesar $ 102/ton dari harga bulan Juli menjadi US$ 1.226/ton CIF Roterdam.
Lonjakan kenaikan ekspor terutama terjadi di beberapa negara tujuan ekspor utama produk kelapa sawit.
Penurunan pajak impor di India dari 15% menjadi 10% untuk minyak sawit dan minyak nabati lainnya yang berlaku akhir 30 Juni sampai 30 September 2021 membuat ekspor ke India melonjak menjadi 958,5 ribu ton dari 231,2 ribu ton pada bulan Juli.
Demikian juga Ekspor ke China juga naik cukup besar yaitu 297 ribu ton menjadi 819,2 ribu ton atau 32,6% lebih tinggi dari bulan Juli sebesar 522,2 ribu ton.
Ekspor ke Afrika naik cukup besar dengan kenaikan terbesar ke Kenya (+118 ribu ton), dan ke Mesir (+40,5 ribu
ton) dan eksor ke Malaysia naik 102% atau 97 ribu ton dari 95,1 ribu ton menjadi 192,1 ribu ton.
Meskipun ekspor ke EU-27 turun 9,21% dari bulan lalu, tetapi ekspor ke Belanda naik 30,7 ribu ton menjadi 203,0 ribu ton atau +48% dari ekspor bulan Juli sebesar 172,3 ribu ton.
Konsumsi dalam negeri di bulan Agustus relatif sama dengan bulan Juli yaitu 1.465 ribu ton pada Agustus
berbanding 1.444 ribu ton pada Juli.
Konsumsi untuk pangan naik sedikit menjadi 718 ribu ton di Agustus
berbanding 708 ribu ton di Juli, untuk oleokimia 178 ribu ton pada Agustus berbanding 180 ribu ton di
Juli dan untuk biodiesel 569 ribu ton di bulan Agustus berbanding 556 ribu ton di bulan Juli.
Produksi CPO pada bulan Agustus sebesar 4.218 ribu ton dan PKO sebesar 400 ribu ton atau sekitar 4% lebih tinggi dari produksi bulan Juli. Dengan pencapaian kinerja ekspor, konsumsi dan produksi, stok akhir di bulan Agustus adalah 3.433 ribu ton atau sekitar 1,1 juta ton lebih rendah dari bulan Juli.