“Program mandatori ini juga mendorong stabilitas harga minyak sawit di pasar dunia. Pergerakan harga CPO pada awal 2021 mengalami tren kenaikan harga hingga mencapai level di atas US$1.000 per ton,” kata Musdhalifah, dilansir laman Elaeis.co.
Tidak hanya itu, disampaikan Musdhalifah, kenaikan harga CPO tersebut juga berdampak pada peningkatan harga tandan buah segar (TBS) sawit. “Bahkan, harga TBS sawit saat ini tertinggi sepanjang sejarah hingga mencapai Rp3 ribu per kilogramnya,” ungkapnya.
Diungkapkan Musdalifah, kontribusi minyak kelapa sawit memang sulit dikalahkan oleh minyak nabati lainnya. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila produsen minyak nabati lain berusaha menghadang.
“Jadi, maraknya kampanye negatif sawit di tingkat internasional serta kebijakan diskriminasi yang dilakukan Uni Eropa merupakan tantangan bagi industri sawit Indonesia. Apalagi dalam lingkup global, Indonesia menguasai 54 persen pasar minyak sawit dunia. Sebab, Indonesia mengahasilkan 40 persen dari total minyak nabati dunia,” pungkasnya.