JAKARTA, GLOBALPLANET - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengungkapkan dalam kondisi saat ini, BUMN melakukan switch seperempat produksinya untuk minyak goreng, atau sebesar 750 ton per bulan.
Akan tetapi, hal tersebut diakui belum cukup, mengingat kebutuhan minyak goreng per bulannya mencapai 9 juta ton secara nasional.
“Kita mengetuk hati pihak swasta juga harus memiliki komitmen untuk membanjiri pasar dalam negeri,” ujar Menteri Erick Thohir seperti dikutip dari Antara dalam seminar hasil kajian Membangun Aglomerasi Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) di Jakarta, Sabtu (12/3).
Menurut Menteri Erick, fungsi BUMN tidak hanya korporasi, tetapi BUMN harus bisa melakukan intervensi ketika pasar dalam kondisi tidak seimbang.
“Program sawit rakyat ini bisa didorong, tentu di provinsi-provinsi yang kuat di sektor sawitnya,” kata Menteri Erick Thohir.
Program sawit rakyat, menurutnya, dapat menciptakan keseimbangan pasar. Saat ini program sawit rakyat bersama dengan BUMN sudah berjalan hampir 3 bulan. Hasil dari program ini, sudah 42 ribu hektare yang BUMN kerjasamakan dengan masyarakat.
“Kalau program (sawit rakyat) ini jalan maka akan terjadi keseimbangan, di mana BUMN bersama rakyat juga bisa berperan,” ujar Menteri Erick Thohir.
Dahulu, lanjutnya, bibit tidak diberikan sehingga masyarakat bisa mendapatkan bibit yang salah. Sekarang PTPN sudah mengubah pola pikirnya, apalagi PTPN sudah bisa memproduksi bibit sendiri saat ini, bukan impor lagi.
“PTPN memberikan kerja sama bibit kepada petani sawit,” ujar Menteri Erick.