loader

Kemitraan Petani Swadaya dengan Perusahaan Kelapa Sawit Meningkat

Foto

JAKARTA, GLOBALPLANET - Kementerian Pertanian (Kementan), menyampaikan untuk menjual tandan buah segar (TBS) akan lebih progresif, melihat kemitraan petani swadaya dengan perusahaan kelapa sawit meningkat.

“Kalau kita melihat animo petani sawit bermitra dengan perusahaan terus meningkat terutama dalam beberapa tahun terakhir ini. Kan kita lihat harga TBS itu semakin lama semakin baik dari hari ke hari,” ujar Kepala Subdirektorat Pemasaran Hasil Perkebunan Ditjen Perkebunan, Kementan Normansyah Hidayat Syahruddin, dalam keterangan tertulisnya Selasa (29/3/2022).

Sebelum adanya Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 01 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penetapan Harga Pembelian TBS Kelapa Sawit Produksi Pekebun, jelasnya, perusahaan perkebunan umumnya hanya menyerap TBS milik petani plasma. 

“Jadi dulu ada asumsi petani swadaya tidak bisa bermitra dengan perusahaan, itu salah, yang benar adalah petani swadaya bisa mendapatkan harga penetapan atau bermitra dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit,” jelasnya.

Normansyah menambahkan, Permentan Nomor 1/2018 memberikan keuntungan kepada perusahaan perkebunan karena kepastian bahan baku untuk pabrik dengan volume dan kualitas yang dibutuhkan. Namun, memang pada pelaksanaannya, perusahaan harus melakukan transfer teknologi. 

Dari sisi petani swadaya atau petani plasma, kebijakan ini memberikan keuntungan apalagi harga penetapan TBS di masing-masing provinsi terus membaik. Di samping itu, ada jaminan pasar bagi hasil panen petani rakyat. 

“Sebelumnya, kami melihat banyak petani yang masih menggunakan sistem beli putus. Namun, sekarang banyak petani termasuk petadi swadaya mulai bermitra dengan perusahaan sawit untuk mendapatkan harga bagus dan remunerasinya cukup baik,” paparnya.

Dia melanjutkan, dengan adanya standar kualitas produk, maka berpengaruh terhadap produktivitas tanaman dan efisiensi petani dalam mengelola lahan sawitnya. “Tuntutan mendapatkan kualitas TBS yang baik, akan mendorong petani melakukan sistem budidaya,” kata dia.

Sebelumnya, Wakil Direktur PT Nusantara Sawit Sejathera, Kurniadi Patriawan, membenarkan bahwa antusiasme petani bermitra dengan perusahaan juga semakin besar, khususnya petani di sekitar kebun perusahaan. Saat ini, Nusantara Sawit Sejahtera (NSS) memiliki lahan inti sekitar 26.231 hektare (ha) pada tahun 2021 dan sedang dalam proses pengembangan lahan plasma fase 1 seluas 2.500 ha hingga 2024. Rata-rata umur tanaman baru sekitar delapan tahun, sehingga masa produksi tanaman masih sangat panjang. 

Kurniadi menjelaskan, perusahaan juga memiliki satu pabrik kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas 60 ton per jam saat ini. 

“Kami ingin mengajak masyarakat sejahtera bersama, kami tidak ingin maju sendiri. Transfer teknologi teknik-teknik budidaya dan pengolahan sudah kami lakukan. Kami akan menerapkan hal yang sama dengan tanaman inti, plasma, dan petani swasdaya yang dapat kami jangkau, sehingga produktivitas dan kualitasnya sama,” terang Kurniadi Patriawan.

Share

Ads