PALEMBANG, GLOBALPLANET - Masalah ketersediaan dan harga minyak goreng curah ternyata juga dialami oleh Provinsi Sumatera Selatan. Karena tidak heran kalau harga minyak goreng sawit curah di salah satu provinsi sentra perkebunan kelapa sawit nasional ini tak kunjung sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp 14.000/liter dan Rp 15.500/kg.
"Harga minyak goreng curah di beberapa pasar di kota Palembang, ibukota Provinsi Sumatera Selatan, masih rata rata menjual Rp. 18,000/kg," kata Analis Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Madya Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, H Rudia Arpian, Senin (20/6/2022
Situasi itu terjadi, kata Rudi, karena adanya kendala distribusi, terutama kondisi infrastruktur jalan dan jauhnya lokasi yang harus ditempuh para distributor di Kota Palembang untuk meyuplai ke para agen dan pedagang pengecer di berbagai daerah.
Ia lalu mencontohkan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) yang berjarak 379 kilometer (km) dari Kota Palembang, Kabupaten Empat Lawang 303 km, Lubuk Linggau 320 km, Musi Rawas 296 km, dan Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan 271 km.
Namun di balik semua itu, Rudi menyambut baik permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin ada pembangunan pabrik minyak goreng merah atau minyak makan merah di banyak daerah, terutama di sentra perkebunan kelapa sawit.
Kata dia, permintaan Presiden Jokowi itu juga menjadi secercah harapan bagi para petani sawit swadaya di Sumsel untuk ikut berpartisipasi dalam proyek pembangunan pabrik minyak makan merah
Apalagi, ujar Rudi, selama ini para petani sawit swadaya menghadapi fenomena harga tandan buah segar (TBS) sawit yang tidak stabil sehingga penjualan mengalami penurunan secara drastis lantaran sangat bergantung dengan industri besar.
Di Sumsel, kata Rudi, ada sekitar 104.779 keluarga petani nonmitra atau swadaya yang terimbas langsung dari kebijakan pelarangan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan turunannya.
Ia menilai Provinsi Sumatera Selatan perlu membangun pabrik minyak makan merah sebagai solusi dalam mengatasi masalah ketersediaan maupun harga minyak goreng.
"Harapannya para petani bisa turut berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan minyak goreng sawit lokal serta munculnya koperasi sawit yang tidak bergantung kepada industri besar sehingga petani mendapat keuntungan dari hasil TBS sawit," ujar Rudi.
Ia meyakini Provinsi Sumatera Selatan siap menjadi salah satu dari empat provinsi proyek percontohan pendirian pabrik minyak makan merah oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.
"Dengan demikian petani sawit swadaya dapat bergabung di koperasi. Di masa depan petani sawit swadaya tidak hanya memproduksi TBS saja, tapi koperasinya bisa berdagang minyak makan merah, sekaligus menyediakan sumber nutrisi dan antioksidan bagi kesehatan," tegas Rudi. (Infosawit)