loader

Ditahun 2023 Produksi Perkebunan Sawit Rakyat Diprediksi Turun, Ini Sebabnya

Foto

JAKARTA, GLOBALPLANET - Produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat ditahun 2023 dipresdiksi akan turun setidaknya 50%. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal.

Menurut Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) setidaknya ada tiga hal yang dapat menyebabkan produktivitas sawit turun yakni;

1.    Rendahnya harga jual tandan buah segar atau TBS sawit

2.    Naiknya harga pupuk hingga 300%, 

3.    Dihapusnya perkebunan sawit dari daftar penerima pupuk bersubsidi mulai Juli 2022.   

Terkait masalah pupuk kata Ketua Umum Apkasindo Gulat Manurung bahwa  di tahun 2020-2021 produksi turun karena pupuk tidak ada. “Pada Oktober 2021 sampai sekarang pupuk ada di mana-mana, tapi harganya tidak terjangkau," katanya dikutip dari laman Katadata.co.id, Selasa (2/8). 

Harga yang mahal menyebabkan banyak petani tidak memupuk lahan kebun sawitnya sesuai dengan dosis yang dianjurkan.  

Menurut Gulat, dampak dari minimnya pemupukan pada kebun kelapa sawit akan terasa 12 bulan kemudian atau pada 2023. 

Gulat mengatakan, harga pupuk telah tinggi pada Oktober 2021, sedangkan masa pemupukan pertama tahun ini terjadi pada Januari 2022. Alhasil, total lahan yang mendapatkan pemupukan dengan dosis yang sesuai pada masa pemupukan pertama 2022 hanya 15% atau 1,03 juta hektar, sedangkan sebanyak 9,8% atau 674.200 hektar mendapatkan pupuk dengan dosis yang minim.

Dari 15% lahan yang mendapatkan pemupukan dengan dosis sesuai, sebanyak 619.164 hektar atau 9% dari total lahan kebun sawit nasional dipupuk dengan pupuk subsidi. 

Sementara itu, lahan seluas 412.776 hektar atau 6% dari total lahan kebun sawit nasional dipupuk dengan pupuk non subsidi. “Sebagian petani masih dapat membeli pupuk non subsidi pada Januari 2022 karena harga TBS sawit masih di atas harga pokok penjualan atau biaya produksi,” terangnya. 

Namun demikian, pelarangan ekspor pada 28 April - 23 Mei 2022 membuat harga TBS hingga saat ini di bawah HPP. Apkasindo mendata HPP sejak 6 Juni 2022 adalah Rp 2.250 per kilogram (Kg), sedangkan harga TBS sawit sejak pada April-Juli 2022 konsisten di bawah HPP tersebut. 

Share

Ads