PALEMBANG, GLOBALPLANET - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyebut, ekspor CPO mengalami penurunan pada September 2022. Kendati demikian, stok CPO pada September yang sebesar 4.025 ribu ton relatif sama dengan stok akhir Agustus sebesar 4.036 ribu ton.
Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono menjelaskan, produksi CPO bulan September mengalami kenaikan sebesar 16% dari bulan Agustus menjadi 4.545 ribu ton dan PKO naik menjadi 442 ribu ton sehingga total produksi CPO+PKO sampai September mencapai 36.596 ribu ton.
Sementara, produksi ini lebih rendah 4% dari pencapaian September 2021 yang sebesar 38.147 ribu ton, sedangkan total konsumsi dalam negeri pada bulan September sebesar 1.821 ribu ton relatif sama dengan konsumsi bulan Agustus sebesar 1.841 ribu ton. Berdasarkan komponennya, konsumsi domestik untuk pangan bulan September turun 1% dari bulan Agustus, konsumsi oleokimia naik 6%, dan biodiesel turun 4%.
Untuk ekspor bulan September, Mukti menjelaskan akan mengalami penurunan yang sangat besar, yaitu 27% dari 4.334 ribu ton pada bulan Agustus menjadi 3.183 ribu ton pada bulan September. Penurunan terbesar terjadi pada ekspor olahan CPO sebesar 28% dari 2.971 ribu ton pada bulan Agustus menjadi 2.140 ribu ton pada bulan September.
Sementara, CPO turun 47% dari 741 ribu ton pada bulan Agustus menjadi 427 ribu ton pada bulan September.
Sejalan dengan penurunan ekspor, devisa yang dihasilkan pada bulan September mencapai US$3.269,6 juta atau turun 31,7% dari bulan Agustus yang sebesar US$4.791. Selain karena volume, turunnya devisa juga disebabkan harga CPO yang turun dari US$1.095 per ton pada bulan Agustus menjadi US$1.048 per ton CIF Rotterdam.
Kontribusi devisa dari minyak sawit terhadap total nilai ekspor turun dari 18% pada bulan Agustus menjadi 15% pada bulan September," papar Mukti.
Berdasarkan tujuannya, Mukti menyebut, ekspor ke India bulan September turun sebesar 424 ribu ton menjadi 661,8 ribu ton. Meskipun demikian, ekspor ke India bulan September lebih besar dari umumnya ekspor bulanan ke India sebesar sekitar 300 ribu ton. Penurunan ekspor besar lainnya terjadi untuk tujuan EU-27, yaitu sebesar 138 ribu ton (27,3%) dari 506,8 ribu ton pada bulan Agustus menjadi 368,3 ribu ton pada bulan September.