JAKARTA, GLOBALPLANET - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan mengakselerasi peremajaan sawit rakyat (PSR) sebanyak 2,8 juta hektare dengan menjaga resiliensi perkebunan Indonesia.
“Kita harus pastikan program PSR ini dapat berjalan dengan baik dan saya percaya forum PSR inI akan menghasilkan sesuatu yang dapat bermanfaat bagi rakyat Indonesia,” ucap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam Rapat Koordinasi Kelapa Sawit Nasional di Jakarta, Senin (27/2).
Kontribusi kelapa sawit ditopang luas areal tutupan kelapa sawit nasional yang telah mencapai 16,38 juta hektare, di mana sekitar 6,9 juta hektare merupakan perkebunan sawit rakyat.
Namun, kondisi kebun sawit rakyat terus menghadapi tantangan besar terkait produktivitas yang rendah serta penggunaan agroinput yang belum maksimal menjadi tantangan utama pekebun sawit Indonesia.
Selain itu, produktivitas sawit nasional baru mencapai 3–4 ton per hektare setara CPO. Hal tersebut tentu dapat mengancam masa depan sawit rakyat Indonesia jika tidak dilakukan suatu langkah komprehensif.
“Pemerintah melakukan upaya perbaikan dari sektor hulu perkebunan kelapa sawit rakyat dengan cara penggantian tanaman tua atau tidak produktif melalui program peremajaan sawit rakyat,” ucapnya.
Program PSR sendiri telah dimulai sejak tahun 2017 dengan sasaran kebun-kebun sawit rakyat dengan tanaman tua (lebih dari 25 tahun), produktivitas rendah, dan sudah waktunya diremajakan. Setiap tahun program PSR ditargetkan seluas 180.000 hektar yang tersebar di 21 provinsi sentra kelapa sawit.