“Hasil pembicaraannya yakni membentuk desa anti korupsi yang akan ditetapkan, Literasi anti korupsi kepada masyarakat ini kami di daerah merasa sangat terbantu dengan metode yang dilakukan oleh KPK, ini sangat memotivasi masyarakat terutama penyelenggara pemerintahan,” katanya.
Diakui Herman Deru, korupsi bukan budaya melainkan cara yang dibiasakan menjadi getok tular.
“Hari ini datang bus untuk dilihat masyarakat, tentu esensinya agar masyarakat tau ada kehadiran KPK, ini menandakan KPK ada dimana-mana. Bus bisa melayani dengan aplikasi yang bisa di adopsi masyarakat, jika ada yang ingin ditanya, semua ada disana,” tambahnya.
Sementara Wakil Ketua KPK RI Alexander Marwata menuturkan, bus anti korupsi tersebut merupakan bagian dari upaya KPK dalam memberantas korupsi dengan cara membangun perilaku dan budaya antikorupsi melalui pendidikan antikorupsi, dan pencegahan korupsi lewat perbaikan sistem.
Upaya pencegahan korupsi lanjut dia, dibutuhkan integritas dan profesionalitas dalam menjalani sistem, mencegah korupsi itu diawali dengan pendidikan. Oleh skarena itu, Roadshow ini merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk membangun dan meningkatkan partisipasi publik tentang gerakan pemberantasan korupsi.
“Mohon ini menjadi kebijakan untuk prioritaskan sekolah negeri untuk anak-anak miskin, Saya punya keyakinan salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan dengan pendidikan yang baik. KPK punya mata, telinga ke penjuru negeri, kita gunakan apa yang terjadi dimana lingkungan mereka berkerja. lihat, lawan dan laporkan,” pungkasnya.