JAKARTA, GLOBALPLANET - "Dari hasil tes PCR tadi malam, pagi ini mendapatkan hasil positif COVID-19 dengan CT Value 25. Saya sama sekali tidak merasakan gejala apa pun dan pagi ini tetap beraktivitas normal dengan olahraga ringan berjalan kaki 8 kilometer," kata Doni, dikutip dari rilis BNPB, Sabtu (23/1/2021).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) tersebut dalam sepekan terakhir menjalani aktivitas padat dalam penanggulangan bencana gempa bumi Sulawesi Barat dan banjir Kalimantan Selatan.
Ia berada di Mamuju pada Jumat Sore (15/1/2021) kurang dari 12 jam saat gempa di Sulawesi Barat terjadi dan bergeser ke Banjarmasin keesokan harinya. Ia telah kembali ke Jakarta pada Jumat sore kemarin.
Doni menuturkan dirinya selama ini begitu disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan dengan selalu memakai masker dan mencuci tangan.
Pada Jumat sore, Doni dan seluruh staf yang mendampinginya selama kunjungan kerja di Sulbar dan Kalimantan Barat juga menjalani tes PCR. Hasilnya, salah satu stafnya juga dinyatakan positif.
"Covid-19 ini begitu dekat di sekitar kita. Selama ini saya berusaha sekuat tenaga patuh dan disiplin menjalan protokol kesehatan dan tetap bisa tertular," tuturnya.
Egy Massadiah, Tenaga Ahli BNPB yang juga staf khusus Doni Monardo, mendapatkan hasil tes PCR-nya negatif. Dia mengatakan selalu berada di dekat Doni dalam seminggu terakhir, termasuk selalu satu mobil ketika aktivitas penanganan bencana di Mamuju, Majene dan Banjarmasin.
Berikut lima fakta CT value dalam pemeriksaan COVID-19 menurut CDC.
1. Apa itu CT value dalam pemeriksaan COVID-19?
Sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan tes mendeteksi virus, tes RT-PCR membuat banyak salinan materi genetik yang sama dari virus dalam proses yang disebut amplifikasi. Ambang batas siklus (CT value) adalah titik di mana reaksi mencapai intensitas fluoresen di atas tingkat latar belakang.
CT value menunjukkan kapan target asam nukleat terdeteksi dalam proses amplifikasi. Ada korelasi antara CT value dan jumlah materi genetik virus yang ada dalam spesimen.
2. Adakah kaitan CT value dengan jumlah virus?
Nilai CT tidak menunjukkan berapa banyak virus yang ada, tetapi menujukkan apakah materi genetik virus terdeteksi pada ambang batas yang ditentukan atau tidak. Tes RT-PCR dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif, dan ini mempengaruhi bagaimana nilai CT diinterpretasikan.
Sejak 23 Oktober 2020, semua tes diagnostik RT-PCR yang telah menerima izin penggunaan darurat (EUA) dari FDA AS untuk pengujian SARS-CoV-2 adalah tes kualitatif.
- Dalam tes RT-PCR kualitatif, jumlah virus yang diketahui digunakan selama pengembangan tes untuk menentukan CT value apa yang terkait dengan spesimen positif dan negatif. CT value dihasilkan saat menguji spesimen pasien, hingga diinterpretasikan sebagai positif atau negatif tetapi tidak dapat digunakan untuk menentukan berapa banyak virus yang ada dalam spesimen pasien individu.
- Dalam tes RT-PCR kuantitatif, serangkaian jumlah salinan genom yang disebut sampel referensi, diuji bersamaan dengan setiap reaksi RT-PCR. Dengan membandingkan CT value dari spesimen pasien dengan CT value dari sampel referensi, tes dapat menghitung jumlah salinan asam nukleat target. Meskipun tes RT-PCR kuantitatif dapat memperkirakan tingkat viral load atau beban virus dalam suatu populasi, tes RT-PCR ini tidak dapat menentukan berapa banyak virus yang ada dalam spesimen pasien.
3. Apakah CT value bisa memprediksi seberapa parah infeksi COVID-19?
CT value tidak boleh digunakan untuk menentukan viral load atau beban virus pasien, seberapa menular seseorang, atau kapan seseorang selesai karantina. Tes RT-PCR menggunakan beberapa siklus amplifikasi berulang untuk membuat lebih banyak salinan materi genetik virus.
Spesimen dengan jumlah virus yang lebih rendah akan membutuhkan lebih banyak siklus untuk memperkuat materi genetik agar mencapai jumlah yang dapat dideteksi, sehingga menghasilkan CT value yang lebih tinggi. Jadi, ada korelasi antara CT value dan jumlah materi genetik virus awal yang ada dalam spesimen.
Dalam pengujian RT-PCR, hubungan antara CT value dan jumlah virus dalam spesimen asli tidak sempurna sehingga sulit untuk menyimpulkan hubungan apa pun antara CT value pasien dan viral load mereka. Hubungan antara CT dan viral load dapat digunakan untuk mengevaluasi data dari kelompok orang dan menyimpulkan perbedaan dalam jumlah relatif viral load, misalnya antara orang yang bergejala dan tanpa gejala.
4. Tes RT-PCR akurat meski CT value dipengaruhi berbagai faktor
Selain mendeteksi materi genetik SARS-CoV-2, setiap tes RT-PCR juga mendeteksi sebagian kecil genom pasien. Deteksi materi genetik pasien dalam spesimen memastikan kualitas spesimen dan langkah pemrosesan tes. Jika materi genetik pasien terdeteksi, maka materi genetik virus tidak terdegradasi, dan hasil tesnya akurat.
5. Penting! CT value dari tes RT-PCR berbeda tak bisa dibandingkan
Pada tes diagnostik RT-PCR tertentu, materi genetik dari sampel harus diproses menggunakan langkah tertentu untuk memberikan hasil tes yang valid. Namun, langkah-langkah yang digunakan untuk memproses materi genetik, target genetik spesifik yang diukur, dan jumlah sampel pasien yang digunakan bervariasi di antara tes RT-PCR. Karena target asam nukleat (patogen yang diinginkan), platform dan format berbeda, CT value dari tes RT-PCR yang berbeda tidak dapat dibandingkan.