JAKARTA, GLOBALPLANET - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral Andika Perkasa menyebut, kondisi ini berbeda dengan transgender maupun interseks. Saat ini, TNI AD tengah membantu Aprilia menjalani corrective surgery untuk mempertegas jenis kelaminnya.
Beberapa fakta yang perlu diketahui tentang hipospadia, dikutip dari berbagai sumber, adalah sebagai berikut.
- Pengertian hipospadia
Dikutip dari Mayo Clinic, hipospadia adalah kelainan bawaan sejak lahir yang ditandai dengan lubang urethra berada di bagian bawah penis, bukan di ujung seperti pada umumnya. Urethra merupakan saluran yang mengalirkan urine dari kandung kemih.
"Pada beberapa anak dengan hipospadia, testis mungkin tidak sepenuhnya turun ke skrotum (kantong buah zakar)," tulis the Centers of Disease Control and Prevention (CDC).
- Gejala hipospadia
Pada hipospadia, posisi bukaan urethra bisa ada di mana saja. Bisa di pangkal penis, bahkan pada beberapa kasus ada di bawah skrotum. Beberapa gejala yang muncul atau bisa menyertai adalah:
- Bentuk penis melengkung ke bawah (chordee)
- Bentuk kulup (kulit yang menutupi ujung penis) tidak menutupi kepala penis dengan sempurna
- Percikan urine tidak normal saat buang air kecil
- Penyebab hipospadia Seperti halnya kelainan bawaan lahir lainnya, para ahli tidak bisa memastikan penyebab pasti hipospadia. Dikutip dari WebMD, beberapa kemungkinan penyebab adalah:
Genetik
Beberapa sindrom genetik dikaitkan dengan kelainan ini. Selain itu, orang tua yang punya riwayat hipospadia punya kemungkinan lebih besar punya keturunan dengan kelainan serupa.
Terapi tertentu
Terapi hormon tertentu untuk membantu kehamilan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko hipospadia.
Usia dan berat badan ibu saat hamil
Risiko melahirkan anak dengan hipospadia lebih tinggi pada ibu hamil dengan usia di atas 35 tahun dan berat badan berlebih atau obesitas. Riwayat diabetes juga meningkatkan risiko.
Paparan racun
Rokok dan pestisida termasuk di antaranya.
- Operasi untuk hipospadia
Pada beberapa kasus yang ringan, hipospadia tidak membutuhkan operasi. Namun pada beberapa kasus, dibutuhkan corrective surgery untuk memperbaiki posisi bukaan urethra dan meluruskan bentuk penis.
Beberapa kasus hipospadia hanya butuh satu kali corrective surgery, tetapi sebagian membutuhkan beberapa kali operasi.