KLATEN, GLOBALPLANET.news - Terkait kunjungannya ke Gedung Olahraga (GOR) Gelarsena, Klaten, Jawa Tengah, ia menekankan pentingnya isolasi mandiri. Menurut dia klaster keluarga membesar, karena tidak terperhatikan dengan baik, “Isolasi terpusat memungkinkan mengurangi tidak termonitornya pasien yang isoman. Dengan begitu angka kematian bisa ditekan dan memotong rantai penyebaran Covid-19,” ujar Airlangga Hartarto.
Dalam kesempatan itu, Airlangga Hartarto dan Anggota DPR RI Singgih Januratmoko sekaligus Komisaris Utama Janu Putra Group, membagikan bantuan 1 ton telur dan 1 ton daging ayam beku. Bantuan tersebut ditujukan kepada warga yang menjalani isolasi dan warga terdampak Covid-19 di Kabupaten Klaten dan Kota Surakarta.
Usai mengunjungi GOR Gelarsena, Airlangga melepas ekspor telur tetas – indukan ayam potong dan petelur di halaman Kantor Janu Putra Group, “Ekspor telur tetas parents stock di saat pandemi ini luar biasa. Biasanya kita impor sekarang bisa ekspor ke Myanmar dan Vietnam,” ujar Airlangga. Menko Airlangga juga mengingatkan jangan lagi dilambung Vietnam pada agrobisnis, “Dulu kita ekspor kopi ke Vietnam, sekarang Vietnam surplus kita disalip,” ujarnya sembari bercanda.
Menurut Erlangga prestasi ekspor HE di tengah pandemi merupakan prestasi. Biasanya eksportir HE adalah perusahaan peternakan raksasa atau integrator, “Kini ada perusahaan lokal yang mengekspor HE ke beberapa negara di saat pandemi Covid-19, ini adalah prestasi yang perlu ditingkatkan,” ujarnya.
Sementara itu, Singgih mengatakan pihaknya memerlukan impor _Grand Parents Stock_ (GPS) untuk meningkatkan ekspor HE ke Myanmar, Vietnam, dan negara-negara Afrika. Menurut data Janu Putra Grup, negara-negara itu membutuhkan 2 juta butir HE per tahun.
Menurut Singgih, PT Januputra Sejahtera, sejak tahun lalu sudah mulai merintis dan membidik pasar mancanegara. Salah satu peluangnya adalah kebutuhan HE _parents stock_ ayam broiler di Myanmar, Afrika, kamboja dan Vietnam.
“Sebagai perusahaan perunggasan yang bergerak di hulu atau pembibitan, ada peluang kebutuhan parent stock (PS) ayam broiler di kedua negara itu. Akhirnya kami mendapat pasar untuk mengirim secara reguler,” jelas Singgih.
Ekspor perdana ini ditujukan ke Myanmar sebanyak 166.000 butir telur tetas PS. Dari jumlah tersebut akan menghasilkan sedikitnya 24 juta ekor final stock ayam broiler. “Tahap awal pada Agustus ini kami ekspor 66.000 butir HE dan pada September 99.000 butir,” ujar Singgih yang juga Ketua Umum Perhimpunan Insan Petunggasan Rakyat (Pinsar Indonesia).
Selain ke Myanmar, PT Januputra juga akan mengekspor telur tetas PS ke Vietnam sebanyak 145.000 butir yang nantinya menghasilkan 21 juta ekor anak ayam atau Final Stock DOC (_day old chicken_). “Ekspor ke Vietnam kami lakukan November dan Desember tahun ini,” dia menambahkan.
Upaya ekspor yang dilakukan PT Januputra, selain menunjukkan kemanpuan peternak dalam negeri untuk bersaing di pasar global, juga sebagai antisipasi _over supply_ produksi ayam broiler yang sudah terjadi tiga tahun terakhir. “Ini bentuk komitmen kami untuk mengatasi masalah over supply produksi ayam broiler sehingga diharapkan bisa membantu peternak mandiri di dalam negeri,” tegas Singgih.
Sub sektor peternakan, khususnya kontribusi dari petunggasan pada masa pandemi ini ternyata mampu meningkatkan pertumbuhan sekitar 7 persen. Singgih menyebutkan salah satu upaya dengan terus mencari peluang di pasar mancanegara. “Ini bagian dari kepedulian peternak mandiri yang non integrator,” lanjutnya.
Untuk bisa melakukan ekspor yang berkelanjutan dengan negara tujuan yang lebih banyak serta volume yang yang besar, lanjut Singgih, Kementerian Pertanian harus konsisten dengan komitmennya membantu perusahaan yang melakukan ekspor. Salah satunya dengan memberikan reward penambahan produksi Grand Parent Stock (GPS).