loader

Penipuan CPNS Warga OKU Selatan hingga Rp 1,5 M, Pelaku Eks Lulusan IPDN

Foto

OKUS, GLOBALPLANET - Korbannya tidak sedikit, lebih dari 30 orang dengan kerugian seluruhnya mencapai lebih Rp 1, 5 miliar.

Kasus penipuan CPNS ini mencuat setelah oknum tersebut menjanjikan bisa meloloskan warga menjadi ASN lewat jalur CPNS beberapa waktu lalu.

Pelakunya berdasarkan keterangan para korban, inisial RZ (31) Warga Desa Muarasindang Kecamatan Sindang Danau, yang merupakan mantan jebolan IPDN tersebut dikabarkan telah dipecat sebagai PNS jauh hari sebelum penipuan tersebut dilakukan.

Pelaku, menjalankan modus penipuan dengan iming-iming mampu meloloskan korbannya menjadi CPNS tahun 2020 tanpa tes.

“Katanya bisa dapat NIP, tes hanya formalitas, maka kami percaya apalagi selain kami banyak keluarganya juga ikut,”kata salah satu korban YS dikutip dari oku selatan.co.

Syaratnya, ia dan korban lainnya menyiapkan mahar uang dengan jumlah tertentu untuk melicinkan urusan.

Tetapi janji tinggalah janji. Bukanya NIK pegawai yang didapat, tapi RZ yang domisili dan kerja di Jakarta tersebut justru hingga kini menghilang membawa kabur seluruh uang yang telah disetor korbannya.

Ada banyak yang jadi korban jumlahnya lebih dari 30 orang sedang yang melapor 25 orang. “Setorannya bervariasi kalau ditaksir jumlahnya lebih dari 1,5 miliar itu yang sudah melapor ke Polres,”terang YS korban penipuan.

“Dia bilang kalo ini lewat jalur khusus. Tanpa tes bisa langsung dapat NIK. Ini juga dia bilang untuk memenuhi kuota yang peserta-peserta tidak lulus. Jadi kami itu terima beres saja,” ungkapnya saat dibincangi (28/1) kemarin.

Tawaran ini awalnya sambung ZR tidak dipercayaanya. Namun karena bujuk rayu, dan melihat sosok pelaku yang tidak asing sebagai teman, komunikasinya bagus, sosok yang baik dan alim dilingkungan desa.

Ditambah pelaku tersebut dikenal bukan orang sembarangan di desa tersebut membuatnya mulai terpincut.

Pelaku RZ

“Kami rata-rata tertarik, karena itu. Sudah sangat kenal dia. Bahkan bukan kami sekitar warga teman desanya saja, juga beberapa saudara sepupunya ikut karena dia bilang ini kesempatan besar untuk lolos,” ungkapnya.

Dalam proses perjalanan lanjut, jika Riki selalu berkomunikasi dengan rekan-rekan yang dibawanya dengan baik dan tidak pernah putus.

Untuk perjalanan memuluskan pelaku pun meminta korban-korbanya untuk mentransfer uang yang harus disiapkan. Secara bertahap-bertahap.

“Saya karena tidak berpikir negatif kami transfer. Tahap, per beberapa bulan setiap dia minta. Kalau hitungan saya pribadi sekitar Rp 45 juta setiap kali kirim. Itu saya sudah 5 kalian, jadi ada kisaran Rp 200 jutaan saya kirim,” terangnya.

Permintaan ini juga yang diminta pada seluruh korban yang dibawanya. Sampai akhirnya akhir desember, janji-janji itu belum juga terbukti. Meskipun pada saat itu, komunikasi tetap jalan-namun sedikit mulai hilang-hilangan.

“Setiap komunikasi, sampai awal januari dia tetap janji. Bahkan untuk yakinkan kami itu, keluarganya dibawa-bawa. Karena keluarga besarnya masih di desa semua, dia bilang gak mungkin kalo aku kabur,” jelasnya.

“Jawaban itu yang buat kami bisa tahan diri. Tapi ada beberapa teman yang mulai bicara (komunikasi) kasar dengan dia, itu langsung di block,” timpal YG(31) korban lainya.

Gelagat tidak baik ini juga yang akhirnya, membuat puluhan korban ini inisiatif untuk mengecek ke Jakarta. Namun hasilnya tidak diduga, kalau pelaku Riki yang semula tinggal tak jauh dari Cikeas sudah pindah rumah. Begitupun saat di cek kantor Kemendagri, jika pelaku ternyata sudah diberhentikan dari pekerjaanya.

“Tak lama itu, nomor handphonya sudah tidak aktif lagi. Komunikasi kami putus. Setelah itu kami langsung melaporkan semua ini ke pihak Polres OKU Selatan,”ujarnya.

“Setelah kami kumpul, korbanya itu banyak sekali mungkin sekitar 60 orang. Tidak cuma di Sindang Danau, tapi juga Muaradua, Baturaja, Martapura dan lainya. Cuma memang, paling banyak di desa kami wilayah Sindang Danau,” timpal RMD korban lainya.

Sementara itu, Kapolres OKU Selatan AKBP Zulkarnain Harahap SIK MH melalui Kasat Reskrim AKP Apromico SH MH, saat dikonfirmasi terkait kasus ini membenarkan adanya laporan kasus penipuan CPNS tersebut di pertegahan januari 2021.

Dimana dari laporan tersebut, saat ini masih dilakukan tindak lanjut proses pengumpulan bukti-bukti laporan dan keterangan-keterangan para korban.

Dari keterangan-keterangan dan bukti-bukti ini, barulah nanti ditentukan ranah kasusnya. Apakah benar-benar masuk murni pidana atau perdata. Mengingat, dari beberapa keterangan dan bukti, kasus ini juga ada berkaitan dengan ranah perdata.

“Jadi untuk saat ini, masih terus kita lakukan proses dan pendalam serta meminta keterangan saksi korban,” tukas Kasat

Share

Ads