Lebih lanjut tutur Airlangga, program mandatori Biodiesel B30 juga mendorong stabilitas harga sawit dan membuat sawit masuk dalam supercycle dengan harga sebesar US$ 1.283 per ton. Selain itu, sawit juga memberikan nilai tukar kepada petani dengan harga Tandan Buah Segar (TBS) yang juga relatif paling tinggi selama periode ini, yaitu antara Rp 2.800 sampai Rp 3.000 rupiah per TBS.
Menko Airlangga mengharapkan adanya proses perbaikan yang terus-menerus terutama dari hulu mulai dari perbaikan benih/varietas, pupuk, alat mesin, kultur budidaya, cara-cara teknik panen, sampai dengan hilir berupa pengembangan produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, memperluas pasar, serta memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.
Terkait dengan situasi kebun sawit, saat ini kepemilikan masyarakat masih sebesar 41%. “Oleh karena itu smallholders perlu diberikan dukungan terutama menghadapi isu perubahan iklim dan juga isu terkait dengan hasil kebun rakyat yang selama ini lebih rendah daripada kebun yang dimiliki oleh swasta maupun BUMN,” tandas Airlangga.