Produksi minyak sawit dunia diperkirakan mencapai 79,4 juta ton pada 2021/22. Namun, minyak sawit telah kehilangan dinamika pertumbuhannya. Pertumbuhan rata-rata tahunan akan tertinggal dalam 5 sampai 10 tahun ke depan.
Lantas, Pimpinan dari South East Asia, LMC International Ltd, Julian McGill, yang percaya bahwa harga akan sedikit menurun selama enam bulan ke depan karena permintaan bahan bakar nabati (biofuel) yang juga menurun tetapi tidak secara dramatis.
“Saat ini, risiko utama untuk bahan bakar nabati tetap ada. Namun, keberhasilan sistem Pajak Ekspor Indonesia, memberikan isolasi signifikan dari volatilitas,” tandas dia. (Infosawit)