JAKARTA, GLOBALPLANET - Dalam dunia pertanian atau perkebunan, setelah menentukan jenis tanaman, jumlah tanaman, jangan lupa untuk membuat teras (sengkedan) supaya tanaman tidak roboh, begitu juga dengan tanaman sawit. Selanjutnya membuat rorak (lobang penampung air hujan) dan saluran drainase supaya tidak terjadi longsor (erosi).
Menurut beberapa literatur tingkat kemiringan juga perlu diperhitungkan, lantaran dengan derajat kemiringan yang tinggi mengakibatkan tidak seluruh curah hujan dapat berinfiltrasi dan masuk ke dalam tanah. Disamping juga memperhitungkan supaya tidak terjadi erosi.
Sebab bila terjadi erosi maka lapisan tanah atas yang subur akan hilang dan hanya tersisa tanah lapisan bawah yang kurang subur, akibatnya bisa berimplikasi pada rendahnya produktivitas tanaman.
Maka itu perlu dibuat teras guna mengatasi erosi tadi, sebab pembuatan teras ini bakal mengurangi aliran air (ran off) yang akan mengurangi bahaya erosi. Dengan pembuatan teras juga bisa meningkatkan daya infiltrasi dan penyimpanan air tanah, tentu saja pemeliharaan tanaman pun jadi jauh lebih mudah. Terakhir, bisa menjadi tempat penaburan pupuk.
Sebelum membuat teras, kata Direktur PT Global Mapindo, Eddie Purwanto, mesti dilakukan pengukuran dan kemiringan kontur lahan. Apabila jalur teras atau punggung bukit yang memanjang, sebaiknya menggunakan sistem teras bersambung dengan menggunakan alat berat. Tetapi apabila beberapa areal kontur bukit tidak memanjang, bisa di gunakan dengan sistem tapak kuda dengan mengeruk punggung bukit dan dibuat tatakan tanam selebar 1,5 hingga 2 m, dengan menggunakan cangkul.