JAKARTA, GLOBALPLANET.news - Hal tersebut dikemukakan pada acara Rapat Koordinasi (Rakor) Antisipasi Libur Cuti Bersama dengan Kepala Daerah dan Forkopimda se-Indonesia, di Kantor Kemendagri, Gedung Sasana Bhakti Praja, Kamis, (22/10).
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Moh. Mahfud MD mengatakan cuti bersama dan libur panjang harus diantisipasi dengan maksimal oleh pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, terkait kerawanan-kerawanan yang berpotensi terjadi.
Hal utama yang disorotinya yaitu berkaitan dengan disiplin terhadap protokol kesehatan Covid-19, di mana kemungkinan terjadinya penumpukan orang dan mobilitas masyarakat di tempat-tempat umum dan tempat wisata.
“Misalnya transportasi umum, atau di tempat-tempat terminal, stasiun, bandara, dan sebagainya, kemudian di tempat-tempat rekreasi itu juga potensial akan terjadi kerumunan-kerumunan orang,” kata Mahfud.
Untuk itu, Mahfud mewanti-wanti agar libur panjang tidak menjadi pusat atau klaster baru penularan Covid-19. Karena, menurutnya, saat ini pemerintah sudah mulai berhasil menekan lonjakan penularan Covid-19, diiringi dengan naiknya tingkat kesembuhan.
"Persentase penularan yang juga sudah bagus, tingkat kematian yang juga sudah bagus, karena sedikit, di tingkat kematian itu 3 koma sekian persen, masih lumayan meskipun tidak sama dengan rata-rata dunia, nah itu semua harus diantisipasi,” ujar Mahfud.
Terkait dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 29 Oktober 2020, Mahfud menegaskan Negara Indonesia menghormati semua perayaan keagamaan.
Dijelaskannya, sebagai tanda penghormatan, negara meliburkan seluruh kegiatan-kegiatan resmi, perkantoran dan sekolah pada hari-hari besar keagamaan. Untuk itu, dirinya meminta masyarakat mengambil hikmah dari peringatan keagamaan, salah satunya berkaitan dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
“Agar kita menjadi lebih baik. Jadi jangan sampai ada pelanggaran di bidang protokol kesehatan misalnya. Ambil hikmahnya Maulid (Nabi Muhammad SAW) itu. Maulid itu ya melakukan refleksi apa yang bagus dari kelahiran Nabi Muhammad itu, yaitu agar kita hidup menjadi lebih baik,” imbuh Mahfud.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, berkaca pada pengalaman sebelumnya dampak liburan sangat berpengaruh pada kenaikan kasus Covid-19.
Dirinya mengambil contoh saat liburan Idul Adha pada akhir Juli lalu. Saat itu kenaikan kasus memang belum terlalu signifikan, tetapi pada libur panjang setelah perayaan 17 Agustus lonjakan kasusnya cukup drastis. “Maka kasus tersebut mulai kita lihat pada minggu ke-4 bulan Agustus sampai puncaknya pada akhir September yang lalu,” kata Doni.
Setelah dilakukan intervensi oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah diperoleh data yang menunjukkan terjadinya penurunan kasus aktif. Doni menekankan, hal itu tidak terlepas dari kerja keras para gubernur, bupati, dan walikota, dengan dibantu TNI, Polri, relawan, dan seluruh tokoh agama dan tokoh masyarakat.
“Pada 20 September kasus positif atau kasus aktif adalah 23,6% dan kemarin data yang diterima oleh Satgas turun ke posisi 16,81%, telah terjadi penurunan kasus 6,79%. Nah, di satu sisi Indonesia mengalami penurunan yang begitu tajam, di sisi lain kasus aktif dunia mengalami peningkatan,” ujar Doni.
Data menunjukkan, pada 20 September 2020 tingkat kesembuhan berada pada angka 72,5 persen, kemudian kemarin meningkat menjadi 79,73 persen. Artinya terjadi kenaikan sebesar 7,23%. Hal ini, menurut Doni, merupakan sebuah prestasi yang luar biasa.
"Hampir 300 ribu orang sudah sembuh, maka hari ini Insyaallah akan tembus 300 ribu orang yang sembuh, sebuah prestasi juga yang sangat menggembirakan. Namun, angka kematian masih belum bisa kita tekan di bawah angka global,” ujarnya.
Sesuai arahan Presiden, Doni kembali meminta agar libur panjang kali ini benar-benar diantisipasi dengan maksimal. Ia mengimbau untuk mematuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak atau menghindari kerumunan.
Ia menganjurkan untuk memanfaatkan waktu di rumah dengan baik selama masa liburan. Namun, apabila tetap akan melakukan perjalanan ke luar kota sebaiknya orang yang bersangkutan melakukan tes mandiri, baik menggunakan rapid test atau PCR.
Selain itu, Doni mengingatkan tentang potensi curah hujan atau cuaca ekstrem pada masa libur panjang. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) cuaca ekstrem akan melanda Indonesia terutama wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan sebagian wilayah timur Indonesia.
"Oleh karenanya selama libur ini pun diharapkan kita bisa meluangkan waktu untuk melakukan berbagai langkah-langkah dan upaya, apel kesiapsiagaan, mengikuti informasi tentang perkembangan cuaca dari BMKG setiap saat, kemudian melakukan latihan-latihan yang bisa membantu, sehingga kesiapannya bisa lebih baik,” pungkas Doni.