PALEMBANG, GLOBALPLANET - Rapat Koordinasi Perluasan Areal Tanam (PAT), Pompanisasi, dan Pembinaan Penyuluh Provinsi Sumsel digelar di Gedung Sudirman, Makodam II Sriwijaya, Kamis (22/8/2024). Rakor dihadiri Wakil Menteri Pertanian Sudaryono B.
Dalam paparannya, Sekda Sumsel Edward Candra menjelaskan, Sumatera Selatan mempunyai Luas Baku Sawah (LBS) berdasarkan Keputusan Menteri ATR-BPN LBS Tahun 2019 sebesar 470.602 hektare dan 73 persennya merupakan lahan rawa dan berdasarkan Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 446.1/SK-PG.03.03/V/2024 tanggal 31 Mei 2024 Luas Baku Sawah Sumatera Selatan menjadi seluas 519.484 hektare atau bertambah 48.880 hektare.
Peningkatan LBS Sumatera Selatan merupakan yang terbesar kedua setelah Kalimantan Selatan. Dengan peningkatan LBS ini tentunya diharapkan akan ada peningkatan produksi padi di Provinsi Sumatera Selatan.
Angka konsumsi beras di Sumatera Selatan setiap bulan rata-rata sebesar 70.000-72.500 ton, sehingga dari produksi tersebut terdapat surplus rata-rata sebesar 600.000-700.000 ton. Akan tetapi, komoditi beras masih menjadi salah satu komoditi penyumbang inflasi di Provinsi Sumatera Selatan.
“Saya ingin menyampaikan bahwa produksi padi Sumatera Selatan terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2023, produksi padi tercatat sebesar 2.832.774 ton GKG sehingga menjadikan Provinsi Sumatera Selatan sebagai penghasil beras terbesar kelima setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan,” katanya dalam siaran pers dikutip Jumat (23/8/2024).
Selain itu juga produktivitas tanaman padi Sumatera Selatan sejak 2022 telah melebihi produktivitas nasional. Pada 2023, tercatat sebesar 56,19 kuintal/hektare berada di atas nasional sebesar 52,85 kuintal/hektare. Tingkat produktivitas padi ini merupakan yang tertinggi keempat setelah Bali, Jawa Barat dan Jawa Timur. Tentunya pencapaian ini didukung oleh anggaran yang bersumber dari APBN Kementerian Pertanian dan APBD Provinsi Sumatera Selatan.
“Pencapaian produksi padi Sumatera Selatan sampai dengan saat ini belum maksimal mengingat Indeks Pertanaman (IP) masih sebesar 1,13. Untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) tersebut dibutuhkan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur pertanian terutama jaringan irigasi, tingkat penerapan teknologi di tingkat petani dan harga jual komoditi pertanian,” katanya.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 243/KPTS/OT.050.M.04/2024 Tanggal 1 April 2024 Perihal Satuan Tugas Antisipasi Darurat Pangan untuk pelaksanaan percepatan peningkatan produksi padi melalui optimasi lahan, pompanisasi dan padi gogo, hal ini menjadi tanggung jawab semua untuk melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan tersebut.
Lahan rawa yang dioptimalkan tahun 2024 di Provinsi Sumatera Selatan melalui kegiatan Optimasi Lahan Rawa seluas 72.993 hektare yang tersebar di 5 kabupaten, yaitu Ogan Komering Ilir seluas 51.762 ha, Banyuasin seluas 12.000 ha, Muara Enim seluas 2.400 ha, Ogan Ilir seluas 1.831 ha dan OKU Timur 5.000 ha.
“Program pompanisasi dan tumpang sisip padi gogo adalah upaya pemerintah dalam mempercepat akselerasi perluasan tanam (PAT) untuk memperkuat produksi nasional yang sempat turun akibat cuaca ekstrem,” katanya.
Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono B menginginkan ada persamaan sense of urgensi. "Saya ingin semua punya kesamaan soal kedaruratan. Bahwa nasi yang datang ke piring ini tidak datang sendiri tapi dihasilkan dari batang padi yang ditanaman jutaan petani," jelasnya.
Menurut Wamentan, Covid telah memberikan banyak pelajaran bahwa ketahanan pangan harus tetap terjaga. Pasalnya saat Covid lalu, impor beberapa barang dari negara lain tak bisa dilakukan karena barang yang dibutuhkan tidak tersedia.
Karena itu untuk menjaga ketahanan pangan dan Perluasan Areal Tanam (PAT) pihaknya menggencarkan upaya melalui Pompanisasi, Optimalisasi Lahan Rawa serta Tusip Padi Gogo.
Dengan demikian diharapkan tiap daerah tidak hanya surplus pangan, namun juga dapat menyanggah daerah-daerah di sekitarnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut Panglima Daerah Militer II/ Sriwijaya, Mayjen TNI M. Naudi Nurdika, S.I.P., M.Si, M.Tr (Han), Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Andi Nur Alamsyah, STP. M.T., Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Percepatan Peningkatan Produksi, Prof. Ir. M. Arsyah, SP., M.Si., P.hD, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Optimasi Lahan dan Pompanisasi, Letjen TNI (Purn) A.M. Putranto, S.Sos, Direktur Utama PT. Pupuk Indonesia Holding Company, Rahmad Pribadi, BBA. MPA, Direktur Utama PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang, Dr. Ir. Daconi Khotob, MM,.Pemimpin Perum Bulog Kanwil Sumsel Babel, Elis Nurhayati, SE.AK., M.AK serta Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi Sumsel, Dr. Ir. H. R. Bambang Pramono, M.Si.