Diketahui sejak Oktober lalu harga CPO terus naik hingga mencapai harga 1.400 dolar AS per metric ton (MT). Hal ini mendorong pengusaha sawit gencar melakukan ekspor CPO ke beberapa negara. Namun dampaknya persediaan CPO untuk industri dalam negeri mengalami kelangkaan.
Mulyanto menjelaskan ekspor CPO dalam kondisi harga jual tinggi memang menggiurkan. Namun, pemerintah harus tetap memperhatikan kebutuhan CPO untuk bahan baku industri minyak goreng dan biofuel dalam negeri.
“Jangan sampai semua produksi CPO diekspor untuk mengejar cuan para pengusaha,” tegas Mulyanto. Mengingat, saat ini Indonesia tercatat sebagai negara dengan lahan sawit terluas. Karena itu sangat ironis bila negara penghasil CPO terbesar ini mengalami kekurangan pasokan.
Sebagai informasi, impor BBM di tahun 2021, secara umum meningkat dibandingkan dengan tahun 2020. Baik untuk minyak mentah maupun minyak olahan. Padahal Harga minyak terus membumbung di kisaran 83,2 dolar AS per barel. Jauh di atas saat awal pandemi 2020 lalu yang sempat menyentuh 20an dollar AS per barel. “Artinya dengan kondisi ini defisit transaksi berjalan sektor migas akan makin membengkak,” pungkasnya.