loader

KAINSTIPER: Perkuat Kerjasama Penuhi Pasokan Minyak Goreng Sawit Curah

Foto
Ketua KAINSTIPER, Priyanto PS

PALEMBANG, GLOBALPLANET - Keluarga Alumni Instiper (KAINSTIPER) Yogyajarta, menyatakan keprihatinan atas kondisi ekonomi nasional, akibat kenaikan harga jual minyak sawit mentah (CPO) hingga minyak goreng sawit yang digunakan masyarakat dunia termasuk Indonesia. 

KAINSTIPER memandang perlunya keberpihakan pelaku bisnis minyak sawit nasional, terhadap kebutuhan masyarakat luas, terutama pasokan minyak goreng di dalam negeri dengan harga terjangkau.

Kenaikan harga minyak goreng yang memicu antrian emak-emak untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau, telah menjadi fenomena akhir-akhir ini. 

Pasalnya, lonjakan harga minyak goreng karena mahalnya harga bahan baku CPO. Lantaran sebagai komoditas dunia, lonjakan harga jual CPO di pasar intenasional, secara nyata berdampak langsung terhadap naiknya harga jual CPO hingga minyak goreng di Indonesia.

Kondisi tersebut menggambarkan, keberadaan minyak sawit sebagai bisnis agrikultur memegang peranan penting bagi perekonomian global termasuk Indonesia. 

Menurut Bank Dunia (2008), perekonomian dapat bertumbuh melalui proses pembangunan ekonomi, yang merupakan salah satu redefinisi yang dilakukan secara terus menerus oleh sektor pertanian, manufaktur dan jasa.

Secara tradisional menurut Todaro dan Smith (2006), peranan pertanian termasuk perkebunan dalam pembangunan ekonomi, hanya dipandang pasif dan sebagai unsur penunjang semata. Sebab itu, pembangunan yang lancar dan berkesinambungan dapat dimulai dari pedesaan melalui sektor pertanian pada khususnya.

Atas peranan usaha pertanian itulah, maka kesejahteraan suatu wilayah dapat terwujud menjadi pembangunan berkesinambungan. Sektor pertanian yang merambah pula perkebunan kelapa sawit memiliki gambaran yang sama, akan adanya keberhasilan pembangunan ekonomi.

Lantaran pembangunan perkebunan kelapa sawit, mampu mendorong pertumbuhan suatu daerah pelosok dan terpencil menjadi daerah yang berkembang dan maju.

Tersebar di 23 Provinsi di Indonesia, perkebunan kelapa sawit nasional, secara masif mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi suatu daerah pedesaan hingga menjadi perkotaan, bahkan kemajuan ekonomi dapat meningkatkan suatu daerah menjadi Kabupaten hingga Provinsi. 

Adanya keberhasilan pembangunan berbasis perkebunan kelapa sawit itulah, secara nyata, telah mampu mendongkrak pembangunan nasional.

Pembangunan yang berlanjut di kota-kota besar, bersumber pula dari pabrik pengolahan minyak sawit yang menghasilkan produk minyak goreng dan berbagai minyak makanan lainnya hingga produk turunan lainnya. 

Keberhasilan ini, merupakan dinamika proses lanjutan, dari pendekatan pasar, yang sangat dibutuhkan industri turunan minyak sawit.

Hasilnya, lebih dari 100 tahun dikembangkan secara komersil di Indonesia, maka perkebunan kelapa sawit berhasil dikembangkan dan bertumbuh menjadi industri penopang devisa negara dari sektor non migas.

Share

Ads