“Institusi pendidikan harus terlibat langsung guna mengedukasi konsumen minyak goreng sawit, demi kemajuan usaha pertanian dan perkebunan di masa mendatang,”tandas Ketua KAINSTIPER.
Adanya kerjasama erat antara pelaku usaha minyak sawit dari hulu hingga hilir dan edukasi konsumen minyak goreng secara berkelanjutan, akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan pertanian di era 5.0. “Mari bekerjasama membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia,”ujar Priyanto PS.
KAINSTIPER juga berharap, pemenuhan pasokan minyak goreng curah domestik dapat segera terpenuhi, sehingga adanya larangan sementara ekspor dapat dicabut pula oleh Presiden Jokowi. “Jika minyak goreng curah telah mampu dipasok cukup oleh industri minyak goreng, maka pemerintah juga harus membantu dunia usaha, dengan mencabut regulasi yang melarang ekspor CPO dan produk turunannya,”jelas Priyanto PS menegaskan.
Imbuhnya, pemberlakuan larangan ekspor CPO dan minyak goreng tidak boleh berlangsung lama, karena dapat menghancurkan industri sawit nasional dan perekonomian masyarakat didaerah yang hidupnya bergantung dari perkebunan kelapa sawit. Tertutupnya pasar ekspor CPO dan minyak goreng akan menghancurkan tanaman kelapa sawit akibat tidak dipanennya Tandan Buah Segar (TBS) lantaran terbatasnya storage tank untuk menampung CPO.
Butuh Keseriusan dan Gerak Cepat Pemerintah
Priyanto PS menerangkan adanya kondisi rentan di masyarakat, akan menimbulkan gejolak sosial yang luar biasa di daerah perkebunan kelapa sawit. Akibat kenaikan harga di pasar global tidak dapat dinikmati petani kelapa sawit, juga menyebabkan penurunan produksi Pabrik Kelapa Sawit (PKS), sehingga pembelian TBS dari hasil panen petani akan berkurang.
Ibarat bak buah simalakama, kebijakan pemerintah ini butuh keseriusan dan tindakan cepat dalam mengatasi berbagai persoalan yang akan timbul kemudian. “Jangan sampai masyarakat Indonesia tidak dapat menikmati adanya kenaikan harga CPO dunia, hanya karena tidak mampu dikelola secara baik oleh Pemerintah Indonesia,”jelas Priyanto PS.
Sejalan dengan himbauan Presiden Jokowi terhadap kesadaran industri minyak sawit nasional, guna memenuhi pasokan minyak goreng curah, menurut Priyanto PS harus didukung penuh industri minyak sawit nasional, sebagai wujud kecintaannya terhadap bangsa dan negara serta kepekaan terhadap berbagai kesulitan masyarakat golongan ekonomi lemah.
“Kerjasama para pemangku kepentingan minyak sawit dan pemerintah harus terus dilakukan, guna melindungi seluruh rakyat Indonesia dan mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,”pungkasnya.