Barilla, kata Paganini, tidak memiliki banyak pilihan (dalam menggunakan minyak nabati). Produsen biskuit asal Italia ini tidak mengeluarkan pernyataan publik apapun terkait penghapusan label “bebas minyak sawit” dalam kemasannya itu.
Menurut Paganini, Barilla harus kembali menggunakan minyak sawit dalam proses produknya, karena minyak sawit jauh lebih baik, aman dan bersertifikat berkelanjutan. Pada tahun 2016 Barilla menggunakan minyak sawit dengan sertifikasi keberlanjutan. Pada tahun 2017 mereka tidak menggunakan minyak sawit sama sekali dan hanya menggunakan 20% minyak bersertifikat.
Paganini mengatakan saat ini produsen dan pengolah makanan di Eropa berada di bawah tekanan kelangkaan komoditas dan melonjaknya harga minyak nabati, terutama minyak nabati non sawit. Karena itu, mereka harus mencari alternatif. “Minyak sawit adalah pilihan terbaik,” tegasnya.
Pihaknya mempercayai bahwa setelah kehebohan boikot kelapa sawit, banyak perusahaan menyadari bahwa ternyata mereka tidak menghasilkan uang (mereka benar-benar menyia-nyiakannya untuk promosi dan reformulasi) dan mereka tidak banyak mendapat keuntungan dari boikot tersebut.
"Minyak kelapa sawit menawarkan lebih banyak kesinambungan dan merupakan lemak yang lebih baik untuk makanan mereka,” ujarnya. Lantaran itu, kelangkaan dan mahalnya minyak bunga matahari memberikan kesempatan kepada banyak produsen makanan untuk kembali ke minyak yang memberikan mereka performa kinerja terbaik, yakni minyak sawit.