Bahkan, lanjut Mawardi, Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) harus terus masif dilakukan sehingga masyarakat dapat memproduksi sendiri pangan untuk konsumsi keluarga. "Gebrakan pasar murah untuk membantu masyarakat harus dilakukan. Termasuk Bulati dan Walikota agar masif mengajak masyarakat melakukan GSMP, sehingga kebutuhan pangan keluarga dapat dihasilkan sendiri," terangnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Sumsel SA Supriono menyebut inflasi yang saat ini terjadi dipengaruhi oleh penyesuaian harga BBM yang menyebabkan meningkatnya tarif angkutan roda dua daring dan tarif angkutan umum dalam kota.
Tidak hanya itu, inflasi juga disumbang oleh naiknya harga pangan seperti beras. "Kita terus lakukan upaya pengendalian inflasi tersebut seperti bazar beras murah, pendampingan penyuluh pertanian dan peternakan, pendampingan kelautan, dan pendampingan peningkatan ekonomi," katanya.
Bahkan, Pemprov Sumsel sendiri akan melakukan pengembangan kerjasama antar daerah baik dalam provinsi maupun luar provinsi. "Operasi pasar sedang dilakukan di 30 pasar di Palembang. Kita juga berikan bantuan 5 Kg beras untuk masyarakat miskin ekstrim," tuturnya.
Di lain pihak, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel R Erwin Soeriadimadja mengatakan, Sumsel harus mewaspadai lonjakan harga mungkin akan terjadi kedepannya, mulai dari krisis pangan dan krisis energi. "Inflasi di Sumsel ini memang terendah di regional Sumatera. Namun, kita harus tetap mewaspadai perkembangannya," kata Erwin